Selasa, 06 Mei 2014
Jumat, 02 Mei 2014
PESAN BAPAK
UNTUK ANAKNYA DI FACEBOOK
(bahan renungan)
(bahan renungan)
Seorang pemuda
duduk di hadapan laptopnya. Login facebook. Pertama kali yang dicek adalah
inbox.
Hari ini dia melihat sesuatu yang tidak pernah dia pedulikan selama ini. Ada 2 dua pesan yang selama ini ia abaikan. Pesan pertama, spam. Pesan kedua…..dia membukanya.
Ternyata ada sebuah pesan beberapa bulan yang lalu.
Hari ini dia melihat sesuatu yang tidak pernah dia pedulikan selama ini. Ada 2 dua pesan yang selama ini ia abaikan. Pesan pertama, spam. Pesan kedua…..dia membukanya.
Ternyata ada sebuah pesan beberapa bulan yang lalu.
Diapun mulai
membaca isinya:
“Assalamu’alaikum.
Ini kali pertama Bapak mencoba menggunakan facebook. Bapak mencoba menambah
kamu sebagai teman sekalipun Bapak tidak terlalu paham dengan itu. Lalu bapak mencoba
mengirim pesan ini kepadamu. Maaf, Bapak tidak pandai mengetik. Ini pun kawan
Bapak yang mengajarkan.
Bapak hanya
sekedar ingin mengenang. Bacalah !
Saat kamu kecil
dulu, Bapak masih ingat pertama kali kamu bisa ngomong. Kamu asyik memanggil :
Bapak, Bapak, Bapak. Bapak Bahagia sekali rasanya anak lelaki Bapak sudah bisa
me-manggil2 Bapak, sudah bisa me-manggil2 Ibunya”.
Bapak sangat
senang bisa berbicara dengan kamu walaupun kamu mungkin tidak ingat dan tidak
paham apa yang Bapak ucapkan ketika umurmu 4 atau 5 tahun. Tapi, percayalah.
Bapak dan Ibumu bicara dengan kamu sangat banyak sekali. Kamulah penghibur kami
setiap saat.walaupun hanya dengan mendengar gelak tawamu.
Saat kamu masuk
SD, bapak masih ingat kamu selalu bercerita dengan Bapak ketika membonceng
motor tentang apapun yang kamu lihat di kiri kananmu dalam perjalanan.
Ayah mana yang
tidak gembira melihat anaknya telah mengetahui banyak hal di luar rumahnya.
Bapak jadi makin
bersemangat bekerja keras mencari uang untuk biaya kamu ke sekolah. Sebab kamu
lucu sekali. Menyenangkan. Bapak sangat mengiginkan kamu menjadi anak yang
pandai dan taat beribadah.
Masih ingat
jugakah kamu, saat pertama kali kamu punya HP? Diam2 waktu itu Bapak menabung
karena kasihan melihatmu belum punya HP sementara kawan2mu sudah memiliki.
Ketika kamu masuk
SMP kamu sudah mulai punya banyak kawan-kawan baru. Ketika pulang dari sekolah
kamu langsung masuk kamar. Mungkin kamu lelah setelah mengayuh sepeda, begitu
pikir Bapak. Kamu keluar kamar hanya pada waktu makan saja setelah itu masuk
lagi, dan keluarnya lagi ketika akan pergi bersama kawan-kawanmu.
Kamu sudah mulai
jarang bercerita dengan Bapak. Tahu2 kamu sudah mulai melanjutkan ke jenjang
sekolah yang lebih tinggi lagi. Kamu mencari kami saat perlu2 saja serta membiarkan
kami saat kamu tidak perlu.
Ketika mulai
kuliah di luar kotapun sikap kamu sama saja dengan sebelumnya. Jarang
menghubungi kami kecuali disaat mendapatkan kesulitan. Sewaktu pulang
liburanpun kamu sibuk dengan HP kamu, dengan laptop kamu, dengan internet kamu,
dengan dunia kamu.
Bapak
bertanya-tanya sendiri dalam hati. Adakah kawan2mu itu lebih penting dari Bapak
dan Ibumu? Adakah Bapak dan Ibumu ini cuma diperlukan saat nanti kamu mau nikah
saja sebagai pemberi restu? Adakah kami ibarat tabungan kamu saja?
Kamu semakin
jarang berbicara dengan Bapak lagi. Kalau pun bicara, dengan jari-jemari saja
lewat sms. Berjumpa tapi tak berkata-kata. Berbicara tapi seperti tak bersuara.
Bertegur cuma waktu hari raya. Tanya sepatah kata, dijawab sepatah kata. Ditegur,
kamu buang muka. Dimarahi, malah menjadi-jadi.
Malam ini, Bapak
sebenarnya rindu sekali pada kamu.
Bukan mau marah
atau mengungkit-ungkit masa lalu. Cuma Bapak sudah merasa terlalu tua. Usia
Bapak sudah diatas 60 an. Kekuatan Bapak tidak sekuat dulu lagi.
Bapak tidak minta
banyak…
Kadang-kadang,
Bapak cuma mau kamu berada di sisi bapak. Berbicara tentang hidup kamu.
Meluapkan apa saja yang terpendam dalam hati kamu. Menangis pada Bapak. Mengadu
pada Bapak.Bercerita pada Bapak seperti saat kamu kecil dulu.
Andaipun kamu
sudah tidak punya waktu samasekali berbicara dengan Bapak, jangan sampai kamu
tidak punya waktu berbicara dengan Alloh.
Jangan letakkan cintamu pada seseorang didalam hati melebihi cintamu kepada Alloh.
Mungkin kamu mengabaikan Bapak, namun jangan kamu sekali2 mengabaikan Allah.
Jangan letakkan cintamu pada seseorang didalam hati melebihi cintamu kepada Alloh.
Mungkin kamu mengabaikan Bapak, namun jangan kamu sekali2 mengabaikan Allah.
Maafkan Bapak
atas segalanya. Maafkan Bapak atas curhat Bapak ini. Jagalah solat. Jagalah
hati. Jagalah iman. ”
Pemuda itu meneteskan air mata, terisak. Dalam hati
terasa perih tidak terkira................... Bagaimana tidak ?
Sebab tulisan ayahandanya itu dibaca setelah 3 bulan beliau pergi untuk selama-lamanya
DAM Kali Jagir Surabaya
Di sungai ini juga terdapat Pintu Air peninggalan penjajah Belanda yang saat ini masih dipergunakan untuk pengaturan debit air Kali Mas, yaitu pecahan Sungai Brantas di kota Surabaya untuk dibuang ke Kali Jagir. Letak pintu air tersebut tepat di sebelah Stasiun Kereta Api Wonokromo dan PDAM Surabaya. Air dari Kali Jagir juga diolah menjadi Air PAM dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Surabaya.
Pintu Air kali jagir ternyata mempunyai view yang cukup exotis, ketika hari mulai beranjak gelap, dan ketika lampu yang ada di Pintu Air dinyalakan disitulah akan terlihat pemandangan yang exotis.
Aufklärung yang meruipakan padanan kata Enlightenment, daalam arti kamus bahasa mempunyai atri pencerahan. Pencerahah ini akan mempunyai makna yang begitu luas manakala digunakan dalam konteks yang beragam. Aufklärung yang digunakan untuk menunjukan suatu proses sejarah, dia akan menjelma dalam bentuk jaman Aufklärung, jaman pencerahan, dan bahkan dapat mempunyai kandungan makna yang mendalam dari konteks yang membentuknya.
Langganan:
Postingan (Atom)